Manchester City dan set piece adalah dua hal yang tidak saling akrab musim ini. Seperti minyak dan air. Oleh karenanya, The Citizens disebut patut waspada pada situasi seperti itu kala menghadapi Tottenham Hotspur akhir pekan ini.
City dan Spurs akan berhadapan di Etihad Stadium, Minggu (11/11/2012) mendatang. City boleh berpengan pada catatan bagus: selalu menang dalam tiga pertemuan terakhir di Premier League melawan The Lilywhites. Tetapi, performa City belakangan tidak terlalu impresif.
Menghadapi Ajax Amsterdam, yang notabene juga tengah angin-anginan di Eredivisie, City terbilang kerepotan. Dari 11 laga di Liga Belanda musim ini, Ajax baru menang empat kali, sementara sisanya berakhir dengan 6 kali imbang dan satu kali kalah. Sementara, Sergio Aguero dkk. kalah satu kali dan ditahan imbang satu kali oleh De Amsterdammers.
Okelah, itu hanya catatan statistik. Tapi, secara permainan pun City demikian. Dengan cederanya David Silva, tim besutan Roberto Mancini itu kerap sulit menembus pertahanan lawan. Ujung-ujungnya, jika buntu, Mancini kerap memainkan empat penyerang sekaligus.
Belakangan, cara Mancini menangani tim pun ikut disorot. Pengamat sepakbola asal Italia yang berbasis di Inggris, Gabriele Marcotti, dalam blognya di ESPN menyebut bahwa Mancini mulai kehilangan kendali di ruang ganti. Banyak pemain yang dikabarkan tidak menyukainya.
Hal tersebut sempat terbersit ketika City ditaklukkan Ajax 1-3 beberapa pekan silam, di mana Mancini memilih untuk bermain dengan tiga bek. Seusai laga, eks pelatih Inter Milan itu mengatakan bahwa formasi tiga bek bukanlah alasan dari sebuah kekalahan, para pemainnya harus siap bermain dengan formasi semacam itu. Kenyataannya, Micah Richards malah mengatakan sebaliknya. Dia mengaku tidak nyaman bermain dengan formasi tiga bek.
Di luar isu disharmonisasi itu, ada hal lain yang patut diwaspadai oleh City. Tiga dari lima gol Ajax yang masuk ke gawang Joe Hart berawal dari set piece --dari tendangan penjuru, tepatnya. Satu berasal dari Niklas Moisander beberapa pekan silam, dua dari Siem De Jong Rabu (7/11) dinihari lalu.
#InfoLigaBolaDuniaTerlengkap on Facebook.
City dan Spurs akan berhadapan di Etihad Stadium, Minggu (11/11/2012) mendatang. City boleh berpengan pada catatan bagus: selalu menang dalam tiga pertemuan terakhir di Premier League melawan The Lilywhites. Tetapi, performa City belakangan tidak terlalu impresif.
Menghadapi Ajax Amsterdam, yang notabene juga tengah angin-anginan di Eredivisie, City terbilang kerepotan. Dari 11 laga di Liga Belanda musim ini, Ajax baru menang empat kali, sementara sisanya berakhir dengan 6 kali imbang dan satu kali kalah. Sementara, Sergio Aguero dkk. kalah satu kali dan ditahan imbang satu kali oleh De Amsterdammers.
Okelah, itu hanya catatan statistik. Tapi, secara permainan pun City demikian. Dengan cederanya David Silva, tim besutan Roberto Mancini itu kerap sulit menembus pertahanan lawan. Ujung-ujungnya, jika buntu, Mancini kerap memainkan empat penyerang sekaligus.
Belakangan, cara Mancini menangani tim pun ikut disorot. Pengamat sepakbola asal Italia yang berbasis di Inggris, Gabriele Marcotti, dalam blognya di ESPN menyebut bahwa Mancini mulai kehilangan kendali di ruang ganti. Banyak pemain yang dikabarkan tidak menyukainya.
Hal tersebut sempat terbersit ketika City ditaklukkan Ajax 1-3 beberapa pekan silam, di mana Mancini memilih untuk bermain dengan tiga bek. Seusai laga, eks pelatih Inter Milan itu mengatakan bahwa formasi tiga bek bukanlah alasan dari sebuah kekalahan, para pemainnya harus siap bermain dengan formasi semacam itu. Kenyataannya, Micah Richards malah mengatakan sebaliknya. Dia mengaku tidak nyaman bermain dengan formasi tiga bek.
Di luar isu disharmonisasi itu, ada hal lain yang patut diwaspadai oleh City. Tiga dari lima gol Ajax yang masuk ke gawang Joe Hart berawal dari set piece --dari tendangan penjuru, tepatnya. Satu berasal dari Niklas Moisander beberapa pekan silam, dua dari Siem De Jong Rabu (7/11) dinihari lalu.
#InfoLigaBolaDuniaTerlengkap on Facebook.